Let Me Love You Through Poetry Ijinkan Aku Mencintaimu Lewat Puisi

Description

Bukankah kau akan selalu mencintaiku? Walaupun ternyata kau hanya hadir lewat syair puisi yang selalu kumadahkan dikala aku sedang tidak baik-baik saja, namun kembali membuatku tersenyum manis kala aku sedang terbuai oleh kata-kata indah yang sejurus menggetarkan hati. Puisi ibarat Roh yang selalu hidup, ia bak cahaya lilin yang redup namun tak sampai padam. Ia laksana laut yang maha luas dan dalam, namun tetap teduh bagi seorang nahkoda yang akrab dengan kerasnya hidup…. Ia hanya butuh kompas tuk memastikan arah tempuh yang sesungguhnya. Aku dibentuk dari rasa sakit, di godok dengan kepahitan dan kegagalan yang tak sedikit membuntuti setiap semester perjalanan hidupku dengan dinamikanya yang unik bagiku seorang. Aku terlepas sejenak dan bergegas sejengkal dari seonggok kejadian yang menghantarku tertawa kecil di antara buritan kenangan yang tiada pernah usang termakan arus gelombang waktu yang kian pergi dan datang lagi sesukanya. Amboy laksana jarum jam yang terus bergerak mengikuti porosnya, dan tak kenal istirahat sekalipun aku sendiri terkapar tak sadarkan diri di bawah lentera minyak yang tak aus sumbunya. Seperti sedang menenun sutera di bawah rembulan, aku juga meraba-raba dan menjinjit perlahan, mencoba menyulam seutas tali kehidupan yang menghubungkan aku dengan Tuhanku, sesamaku dan pencinta-pencinta tanpa nama. Kadang tak terduga, ngawur, namun memikat. LET ME LOVE YOU THROUGH POETRY akan selalu mengandung kekayaan, dengan setiap paragraf yang berisi letupan intelejensia, kisah dan romantika yang membawamu pada sebuah healing yang teduh. Tak buang tempo, aku meyakinkan diriku tanpa tergopoh-gopoh, dengan satu keyakinan “Tuhan, aku pantas bahagia“ dengan fersi hidupku tanpa harus memaksa diri menjadi seperti orang lain, sebab aku justru akan merasa asing dengan diriku sendiri dengan bermantol pada wajah orang asing yang sama sekali bukan diriku. LET ME LOVE YOU THROUGH POETRY telah membawaku bagaikan seorang musafir cinta yang berkelana tanpa mengutuk pada siapapun, melainkan mengijinkanku menikmati keindahan di dalam Peziarahan yang cukup misterius. Oh, ini sungguh mengangkat jiwaku tuk menengadah dan tak hentinya memuliakan Sang Penciptaku. Seperti kata Novelis Andrea Hirata dalam Novelnya Edensor; Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda marah bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku mendambakan kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu dengan yang lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Semoga aku senantiasa menjadi seorang anak perempuan yang selalu menaruh hormat dan patuh pada wanita yang sudah mengandung dan membesarkanku dengan cinta tanpa pamri. Akupun ingin mewarisinya pada anak-anakku pada waktunya. Kan kuceritakan pada mereka tentang suatu hari yang sudah pernah ku lewati dalam tempo yang tak sedikit panjang jalannya. Aku ingin mereka menemani masa tuaku dengan ceritanya yang tak kunjung usai. Memikat.****